Hari itu Sabtu 24 Juni 2017 sekitar pukul 11.00 WIB saya melintas disalah satu Hutan Lindung *sengaja tidak saya disebutkan* dengan mengendarai motor matic, di Hutan Lindung ini sengaja saya memelankan laju motorku kira-kira kecepatannya 20 km/jam karena berharap bisa melihat pergerakan / mendengar suara-suara kicauan burung dan satwa liar sembari melihat lokasi yang bisa memarkirkan motor sebab jalan yang saya lalui ini merupakan jalan lintas Provinsi. Tidak lama kemudian saya melihat sepasang Burung-madu Sepah-raja (Aethopyga siparaja) namun sayang burung tersebut langsung terbang pada saat saya sedang memarkirkan motor, tiba-tiba saya mendengar suara burung Rangkong Badak / Enggang Cula (Buceros rhinoceros) "honk....honk...honk...gak...gak..hank..hank...honk" suara yang saling bersautan jika diperkirakan dari lokasi saya memarkirkan motor sekitar 400-500 meter kearah belakang dan saya harus memutar balik arah motor, lagi-lagi saya harus mencari lokasi untuk memarkirkan motor sambil mengamati arah sumber suara rangkong tersebut, tidak lama saya menemukan lokasi tersebut dan benar saja suara burung Rangkongnya semakin jelas terdengar namun saya belum melihat wujudnya karena terhalang oleh lebatnya tajuk pohon. Sekitar kurang lebih 20 menit saya memerhatikan dan men-scaning tajuk-tajuk pohon siapa tahu ada pergerakan dari rangkong tersebut melalui jendela bidik kameraku, dengan scaning tajuk ini sangat membatu saya melihat posisi rangkong badak yang dicari-cari.
Dibalik dedaunan itu kulihat mereka (Rangkong badak ; Buceros rhinoceros) namun aku harus mencari posisi angel yang pas untuk memotret, setelah menemukan posisi yang pas saya langsung menekan Shutter speed kameraku "Ckreeek.....ckreek.....Ckreeeek....ckreeeeek" suara dari kamera, meskipun posisi ini tetap saja terhalang oleh dedaunan, akan tetapi hal itu tidak ku hiraukan sebab moment tidak boleh terlewatkan. Setelah puas menekan Shutter speed saya mereview hasil jepretanku dan beberapa foto hasilnya ngeblur dan sebagian lagi ada yang terhalang oleh cabang pohon serta dedaunan. Sayapun meninggalkan lokasi ini untuk melanjutkan perjalanan, dan sekitar 300 meter laju motorku kembali terhenti oleh sepasang rangkong badak yang sedang memtik dan memakan buah Ficus sp. Dalam hatiku berucap Alhamdulillah masih dapat melihat dan mengabadikan Rangkong Badak di Hutan Lindung ini, berkah dan rejeki dihari terakhir puasa dibulan Ramadhan 1438 H.
Dibalik rasa syukur dan kepuasan telah mengabadikan Rangkong Bada ada rasa kekhawatiran ku mungkin setelah ini tidak dapat lagi melihat Rangkong di Hutan Lindung ini sebab ada perubahan habitatnya menjadi ladang/kebun kopi masyarakat, timbul pertanyaanku Apakah pembukaan lahan ini adalah dampak dari Perhutanan Sosial yang digagas oleh KLHK. Dalam Hati Kecilku semoga Habitat dan Rangkong yang ada di Hutan Lindung ini tetap lestari.
 | |||||||||
| Rangkong Badak (Buceros rhinoceros) Betina |
 |
| Rangkong Badak (Buceros rhinoceros) Jantan |
 |
| Rangkong Badak (Buceros rhinoceros) Jantan |
 | |||||
| Rangkong Badak (Buceros rhinoceros) |
Rangkong Badak (Buceros rhinoceros) memiliki ukuran tubuh besar (110 cm), berwarna hitam dan putih. Paruh dan tanduk besar di atas paruh berwarna merah-kekuningan. Ekor putih mencolok dengan garis hitam lebih lebar melintang. Kepala, punggung, sayap, dan dada hitam; perut dan paha putih. Betina memiliki iris putih sampai biru sedangkan iris jantan berwarna merah, kulit disekitar mata abu-abu gelap, paruh kuning berpangkal merah dengan tanduk melengkung ke atas, kaik abu-abu kehijauan. Rangkong badak menghabiskan waktunya di bagian atas tajuk hutan dengan makanan utama buah-buahan, serangga, reptil kecil, hewan pengerat, dan burung-burung kecil (MacKinnon, Burung-burung SKJB).
Menurut Red List IUCN status Rangkong Badak ini hampir terancam Near Threatened (NT). CITES juga mengklasifikasikan satwa burung ini ke dalam kategori Appendix II (spesies yang dilarang untuk perdagangan komersial internasional karena hampir terancam / kelangkaan.
Comments
Post a Comment