Capung-capung Pulau Enggano

Kali ini saya akan berbagi tentang jenis-jenis capung yang saya jumpai di Pulau Enggano. 
Pulau Enggano merupakan salah satu pulau terluar Indonesia.Pulau Enggano memiliki luasan dataran sebesar 39.570,11 Ha dan berada ditengah Samudera Hindia berjarak 106 mil dari Kota Bengkulu. Secara geologis pulau Enggano tidak pernah bergabung dengan pulau Sumatera. Pulau Enggano juga terkenal akan kekayaan hayatinya baik yang umum maupun endemik. Penulis sendiri baru tiga kali berkunjung ke Pulau Enggano itu pun karena pekerjaan, disela-sela aktivitas saya menyempatkan untuk mendokumentasikan flora fauna Enggano salah satunya adalah Capung, menurut hasil penelitian LIPI pada tahun 2015 tercatat ada 15 jenis capung di Pulau Enggano dan 4 jenis diantaranya baru berhasil saya dokumentasikan. 4 jenis tersbut adalah Capung-tengger loreng (Agrionoptera insignis), Capung-jala lurus (Neurothemis terminata), Capung-jarum teratai (Paracercion malayanum), dan Capung-lebah garis-kuning (Rhyothemis phyllis). 

1. Taxon Name: Pseudagrion microcephalum (Rambur, 1842)
Synonym(s):
• Agrion microcephalum Rambur, 1842
Common Name(s):
• English: Blue Sprite, Blue Riverdamsel
. Indonesia :Capung-jarum kepala-kecil

Capung-jarum Kelapa-kecil (Pseudagrion microcephalum)
Ciri-ciri:
Capung ini termasuk subordo Zygoptera dan famili Coenagrionidae. Capung ini memiliki ciri yang mudah dikenali dengan mata berwarna biru langit terang, toraks berwarna biru langit terang dengan garis hitam melintang, pada bagian dorsal sintoraks terdapat 3 garis hitam. Abdomen hitam kebiruan. R8-R9 berwarna biru muda dan terdapat pita hitam diantara kedua ruas tersebut, sayap transparan serta ujung abdomen berwarna biru. Betina berwarna biru abu-abu atau biru kehijauan.

Capung-jarum Kelapa-kecil (Pseudagrion microcephalum)
Habitat : 
Spesies ini biasanya tidak jauh dari air mengalir, Sungai, Laguna, Rawa-rawa, Danau dan Kolam.
Secara Geografis capung ini tersebar di negara Australia (New South Wales, Teritorial Utara, Queensland, Australia Barat); Bangladesh; Brunei Darussalam; Kamboja; Cina; Hongkong; India; Indonesia (Bali, Jawa, Kalimantan, Maluku, Papua, Sulawesi, Sumatera); Jepang; Laos; Malaysia (Semenanjung Malaysia, Sabah, Sarawak); Myanmar (Myanmar (daratan)); Nepal; Papua Nugini (Kepulauan Bismarck); Filipina; Singapura; Kepulauan Solomon (Solomon Selatan); Srilanka; Taiwa; Thailand; Tonga; VietNam
Kebiasaan : 
Menurut  Orr  (dalam  Hidayah, S.N.I. 2008), P. microcephalum biasanya  hidup  di  danau,  melakukan  kopulasi  siang  hari  selama lebih   satu   jam   dengan   tandem. P.   microcephalum sering   hinggap   di   atas permukaan  tanaman  air  yang  berukuran  kecil  dan  mempunyai  aktivitas terbang lemah.

2. Taxon Name : Rhyothemis phyllis (Sulzer, 1776)
Synonym(s):
• Libellula phyllis Sulzer, 1776
• Rhyothemis apicalis Kirby, 1889
• Rhyothemis snelleni Selys, 1878
• Rhyothemis vitellina Brauer, 1868

 Common Name(s):
. English: Yellow-striped Flutterer
. Indonesia: Capung-lebah garis-kuning

 
Rhyothemis phyllis
Ciri-ciri:
Capung berukuran sedang. Jantan memiliki mata majemuk merah tua di bagian atas serta kuning kecoklatan pada bagian bawah. Toraks hitam keemasan sampai hijau metalik. abdomen hitam. sayap depan transparan dengan ujung hitam dan sedikit warna hitam di bagian tengah. Sayap belakang memiliki corak yang khas, transparan dengan pangkal hitam-kuning-hitam dan venasi kuning. Betina sangat mirip dengan jantan, biasanya lebih gemuk. Nama Rhyothemis terinspirasi dari istilah Geologi: Rhyolite, yaitu batu magmatik yang mengandung banyak mineral, sehingga menunjujjan pola warna yang tidak teratur. Phyllis dari bahasa Yunani phyllon yang berarti daun, atau nama seorang putri Yunani (Fliedner,2006).

Rhyothemis phyllis

Habitat : 
Taman, Kebun, Air Tawar dan Perkotaan. Spesies ini juga menempati berbagai habitat mulai dari rawa, kolam hingga sawah dan saluran air, termasuk selokan drainase di perkebunan kelapa sawit.
Distribusi :
Brunei Darussalam; Kamboja; Cina; Fiji; Guam; India ; Indonesia (Jawa, Kalimantan, Maluku, Papua, Sulawesi, Sumatera); Laos; Malaysia (Semenanjung Malaysia, Sabah, Sarawak); Mikronesia, Negara Federasi; Myanmar (Myanmar (daratan)); Kaledonia Baru; Palau; Papua Nugini (Kepulauan Bismarck, Solomon Utara,); Filipina; Singapura; Kepulauan Solomon (Solomon Selatan); Taiwan, Propinsi China; Thailand; Vanuatu; Vietnam

3. Taxon Name: Neurothemis terminata Ris, 1911
 Common Name(s):
. English: Straight-edged red-parasol
. Indonesia: Capung sayap merah

Capung sayap merah (Neurothemis terminata) jantan
Ciri-ciri:
Salah satu jenis capung yang umum dan paling mencolok karena warnanya yang kemerahan. Jantan memiliki thorax merah kecoklatan.  Abdomen merah tua dengan garis hitam di bagian samping dan atas. Warna hitam berangsur menebal menuju ujung abdomen. Sayap hampir seluruhnya berwarna merah kecoklatan kecuali pada bagian ujungnya yang transparan. Betina berwarna kusam, sayap transparan pada seluruh bagian kecuali ujung sayap yang berwarna coklat, abdomen pada betina berwarna kuning dengan garis hitam. Pterostigma hitam. Pada jantan remaja terlihat seperti betina kecuali untuk tanda sayap.

Capung sayap merah (Neurothemis terminata) jantan
Habitat :
Spesies ini mudah dijumpai di Danau, Rawa dan Sawah, Kebun dan Hutan Sekunder.
Sebaran :
Indonesia; Jepang; Malaysia (Semenanjung Malaysia, Sabah, Sarawak); Palau; Filipina
Kebiasaan: Hinggap diranting kering, daun dan bebatuan. Terbang dengan cepat dan jauh pada saat tergaggu.

4. Taxon Name: Agrionoptera insignis (Rambur, 1842)
Agrionoptera insignis nereis Lieftinck 1948
Synonym(s):
• Agrionoptera guamensis Lieftinck, 1962
• Agrionoptera insularis Kirby, 1889
• Agrionoptera karschi Förster, 1898
• Agrionoptera nicobarica Brauer, 1865
• Agrionoptera papuensis Selys, 1879
• Agrionoptera quatuornotata Brauer, 1867
• Agrionoptera salomonis Förster, 1898
• Agrionoptera similis Selys, 1879
• Libellula insignis Rambur, 1842
Common Name(s):
. English: Grenadier
. Indonesia: Capung-tengger loreng 


Agrionoptera insignis nereis Lieftinck

Ciri-ciri:
Capung berukuran sedang. Jantan memiliki mata majemuk cokelat kehitaman dibaian atas dan hijau dengan spot-spot hitam dibagian bawah. Muka hijau-hitam metalik dengan bibir putih. Toraks hitam tertutup serbuk abu-abu dan terdapat garis-garis kuning tidak teratur dibagian atas dan tepi. Abdomen merah berangsur menjadi hitam pada R8-R10. Terjadi pembesaran abdomen pada R1-R2 dan berangsur menyempit di R3-R4. Terdapat cincin hitam yang membatasi antara ruas. Umbai hitam. Sayap transparan dengan variasi hitam. Betina mirip dengan jantan, namun lebih gemuk dan pudar.

Catatan taksonomi:
Sejumlah subspesies Agrionoptera insignis dikenali: A. i. Insignis di daratan Asia Tenggara dan sepanjang Sundaland;  A. i. allogenes Tillyard, 1908 di Australia, New Guinea, Kepulauan Solomon dan Kaledonia Baru;  A. i. chalcochiton Ris, 1915 diketahui dari Simalur dan Kepulauan Mentawai;  A. i. insularis Kirby, 1889 digambarkan dari Kepulauan Solomon;  A. i. Kimir, Kimir, 1953 dideskripsikan dari Kaledonia Baru; A. i. nereis Lieftinck, 1948 diketahui dari Enggano; A. i. nicobarica Brauer, 1865 diketahui dari Kepulauan Nicobar; A. i. Papuensis diketahui dari wilayah New Guinea. Hamalanen dan Muller (1997) meninggalkan isu status subspesifik material dari Filipina. A. i. dorothea Fraser, 1927 dari Bengal barat di India kadang-kadang dianggap sebagai spesies yang berbeda, dan kadang-kadang sebagai subspesies, tidak ada pertimbangan untuk kepentingan penilaian ini. Banyak kebingungan mengenai status beberapa subspesies ini dan spesies Agrionoptera lainnya yang terkait erat; seluruh kompleks perlu dikaji ulang secara mendalam.

Habitat :
Biasanya ditemukan di hutan dataran rendah, rawa, dan toleran terhadap beberapa gangguan manusia.
Sebaran :
Australia (New South Wales, Teritorial Utara, Queensland); Brunei Darussalam; India (Nicobar Island); Indonesia (Bali, Jawa, Kalimantan, Maluku, Papua, Sumatera); Jepang (Kyushu); Laos; Malaysia (Semenanjung Malaysia, Sabah, Sarawak); Myanmar; Kaledonia Baru; Papua Nugini (Solomon Utara, Papua Nugini (kelompok pulau utama)); Filipina; Singapura; Pulau Solomon; Taiwan, Propinsi China; Thailand.

Keberadaan capung berhubungan erat dengan keberadaan air. Capung tidak bisa dipisahkan dari air karena pada saat akan bertelur capung akan mencari lingkungan perairan untuk meletakkan telurnya sebelum menetas menjadi larva. Mereka menggunakan air mengalir dan menggenang sebagai habitat fase pra-dewasa (Larva - Nimfa - Naiad- Capung dewasa) .  Meskipun sebagian spesies capung memiliki habitat yang sangat spesifik, beberapa telah beradatasi dengan wiayah perkotaan dan memanfaatkan badan air buatan manusia. Beberapa jenis capung juga dapat beradaptasi pada sawah yang banyak menggunakan pestisida.  Capung juga dapat menjadi indiksi tingkat kebersihan dan kejernihan air dan kualitas air. Dipualu Enggano capung-capung ini saya jumpai di Desa Kaana dan Desa Malakoni.
Apabila ada salah dalam Penulisan nama atau salah dalam identifikasi penulis berharap ada koreksi dari para ahli dan pembaca.

Sumber :
Dow, R.A. & Wilson, K.D.P. 2017. Pseudagrion microcephalum. The IUCN Red List of Threatened Species 2017: e.T167199A83376119.
http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2017-1.RLTS.T167199A83376119.en (Diakses Oktober 2017).
Dow, R.A. 2017. Rhyothemis phyllis. The IUCN Red List of Threatened Species 2017: e.T167448A83383933.
http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2017-1.RLTS.T167448A83383933.en (Diakses Oktober 2017)
Dow, R.A. 2011. Agrionoptera insignis. The IUCN Red List of Threatened Species 2011: e.T167298A6325313.
http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2011-2.RLTS.T167298A6325313.en. (Diakses October 2017)
Hidayah, S.N.I. 2008. Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo: Odonata) di Kebun Raya Bogor. Skripsi. Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor..
Kalkman, V. 2009. Neurothemis terminata. The IUCN Red List of Threatened Species 2009: e.T158657A5246032.
Setiyono, J., S. Diniarsih, E.N.R. Oscilata & N.S. Budi. 2017. Dragonflies of  Yogyakarta, Jenis Capung Daerah Istimewa Yogyakarta. Indonesia Dragonfly Society, Yogyakarta. 
http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2009-2.RLTS.T158657A5246032.en. (Diakses October 2017) https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/special-pages/animal-detail.aspx?id=58 (Dikases Oktober 2017)
https://taxo4254.wikispaces.com/Pseudagrion+microcephalum (Diakses Oktober 2017)

Comments