Katak Pohon Berjumbai (Kurixalus appendiculatus)

Katak Pohon Berjumbai
Frilled Tree Frog
Kurixalus appendiculatus (Günther, 1858)
Synonym : Rhacophorus appendiculatus (Günther, 1858)

Ciri-ciri:
Katak pohon yang bertubuh kecil. Panjang tubuh (SVL, snout-vent length) jantan dewasa 30–37 mm, betina dewasa 42–50 mm. Kepala menyegitiga, dengan moncong yang hampir mengerucut. Di ujung moncong hewan betina terdapat tonjolan kulit serupa kerucut.

Jari-jari kaki berselaput renang hingga tiga-perempatnya; dua jari terluar pada tangan (kaki depan) juga berselaput sebagian, akan tetapi yang lainnya tidak. Kulit di bagian punggung dengan tonjolan-tonjolan tidak beraturan; sisi luar lengan dan kaki dengan sibir kulit sempit yang bergelombang, tampak seperti renda kasar. Suatu lipatan kulit sempit melintang di bawah perut. Sisi dorsal (punggung) abu-abu kehijauan hingga cokelat, dengan variasi warna yang lebih gelap; sisi ventral (perut) keputih-putihan, terkadang dengan seulas warna kuning samar di tepinya, (Inger R.F. dkk).


Habitat:
Menempati habitat hutan sekunder, hutan primer dataran rendah sampai hutan pegunungan, pada musim berbiak berkelompok di bawah pohon dipinggir rawa-rawa, kadang-kadang ditemukan dalam semak belukar yag rapat degan aliran sungai musiman. Jantan Bersuara dari tempat yang tergenang secara musiman. Hidup dari ketinggian antara 50-1.600 mdpl, (Kamsi. M. dkk).


Kebiasaan :
Pada musim kawin, katak-katak jantan berbunyi bersahutan dalam kelompok besar di sekitar rawa atau cekungan berair. Katak-katak ini bertengger di dedaunan atau rerantingan pohon yang rendah atau semak belukar, 1–3 m di atas tanah. Berudunya kelak akan menghabiskan sebagian besar waktunya di genangan air tersebut, (Inger R.F. dkk).
Suara:



Sebaran : 
Brunei Darussalam; India; Indonesia; Malaysia; Filipina
Menurut (Kamsi. M. dkk) untuk di Indonesia tercatat di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Mentawai, Kalimantan dan Filipina, dan berdasarkan peta sebaran IUCN Katak Pohon Berjumbai tersebar di Aceh, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dan Lampung seperti terlihat pada peta dibawah ini
Sumber :
Arvin Diesmos, Angel Alcala, Rafe Brown, Leticia Afuang, Genevieve Gee, Jeet Sukumaran, Norsham Yaakob, Leong Tzi Ming, Yodchaiy Chuaynkern, Kumthorn Thirakhupt, Indraneil Das, Djoko Iskandar, Mumpuni, Robert Inger, Robert Stuebing, Paul Yambun, Maklarin Lakim. 2004. Kurixalus appendiculatus. The IUCN Red List of Threatened Species 2004: e.T58972A11863326. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2004.RLTS.T58972A11863326.en. Downloaded on 13 February 2018.
Inger, R.F. & R.B. Stuebing. 1997. A Field Guide to the Frogs of Borneo, p. 179-81. Kota Kinabalu: Nat. Hist. Publ.
Kamsi, M., Siska H., Akhmad J. S dan Gabriella F. 2017. Buku Panduan Lapangan Amfibi dan Reptil Kawasan Hutan Batang Toru.Herpetologer Mania Publishing, Yayasan Ekosistem Lestari. Edisi I, Medan. Indonesia.

Comments